Itulah kabar spektakuler di kalangan media. Setelah resign dari Partai Nasdem, Harry Tanoe dikabarkan makin “menggila” untuk menjadi Raja Media. Setelah menguasai sejumlah media, baik media elektronik (televisi dan radio), media cetak, dan online di bawah MNC Group, pria yang biasa disapa HT ini ingin menguasai ANTV.
Dalam sebuah milis, terdengar bocoran yang menyebutkan, bahwa Viva Group, yang terdiri dari VivaNews.co.id, ANTV, dan tvOne akan dilepas dan pembelinya adalah HT. Dibelinya VivaNews.co.id lantaran traffic situs berita ini cemerlang.
Menurut data per 23 Januari 2013 lalu, salah satu perusahaan informasi web terbesar di dunia menduduki VivaNews.co.id di deretan “Top Site in Indonesia” bersama situs-situs berita lain. VivaNews.co.id sendiri duduk di peringkat ke-18. Selanjutnya, situs Kompas.com duduk di urutan ke-12 di bawah Kaskus.co.id yang berada di peringkat ke-8. Sementara detik.com masih di peringkat terbaik, yakni posisi ke-9.
Dalam sebuah milis, terdengar bocoran yang menyebutkan, bahwa Viva Group, yang terdiri dari VivaNews.co.id, ANTV, dan tvOne akan dilepas dan pembelinya adalah HT. Dibelinya VivaNews.co.id lantaran traffic situs berita ini cemerlang.
Menurut data per 23 Januari 2013 lalu, salah satu perusahaan informasi web terbesar di dunia menduduki VivaNews.co.id di deretan “Top Site in Indonesia” bersama situs-situs berita lain. VivaNews.co.id sendiri duduk di peringkat ke-18. Selanjutnya, situs Kompas.com duduk di urutan ke-12 di bawah Kaskus.co.id yang berada di peringkat ke-8. Sementara detik.com masih di peringkat terbaik, yakni posisi ke-9.
Sebenarnya saham terbesar Viva News telah dimiliki oleh Erick Tohir, pemilik Mahaka Group yang juga memiliki saham di tvOne. Sementara, saham terbesar ANTV dikuasai Group Bakrie. Kenapa ANTV ingin dibeli HT? Kabar yang beredar, Bakrie Group sedang banyak membutuhkan uang. Apalagi bisnis Bakrie Group saat ini kabarnya sedang turun. Pun sempat mendapat masalah, digugat oleh kelompok usaha: Rothschild, karena kasus perusahaan tambang Bumi Plc.
Dengan semangatnya HT memasuki dunia politik, tentu tetap ingin menguasai media. Ia tahu benar “media is the best way to win political interest“. Jadi, hubungannya Raja Media dengan menguasai media, sebelas-duabelas.
Pengamat media dan komunikasi Tomy Satryatomo menambahkan kabar pembelian Viva News ini, bahwa Bakrie Group setuju menjual Viva Group (tvOne, VivaNews, Viva SkyTV, dan ANTV) ke HT. Bahkan saat inisang calon pembeli sedang melakukan due diligence. Siapa sang calon pembeli yang dimaksud? Konon kabarnya: HT.
Jika transaksi ini berhasil, HT akan menguasai 5 stasiun TV nasional plus jaringan televisi daerah, yakni SunTV. Lalu mengusai 2 payTV platform, yaitu Indovision dan VivaSky.Sementara ia juga memiliki koran Sindo, jaringan radio, VivaNews online. Khusus VivaNews online, traffic situs ini telah mengalahkan kompas.com.
Kompasianers, teka-teki pembelian ANTV ini memang belum 100% layak dipercaya. Kenapa? Pertama, ada berita yang juga perlu diverifikasi, bahwa pada bulan Maret 2013 nanti, ANTV akan di-rebranding menjadi VIVATV. Mengapa ANTV rebranding? Sebetulnya wacana rebranding ini sudah terjadi puluhan tahun lalu.
Setelah berkali-kali gonta-ganti managemen puncak, plus rekruitment SDM muda dan kreatif dari berbagai televisi swasta, posisi ANTV tetap konsisten di posisi 6 atau 7 di antara RCTI, SCTV, Indosiar, Trans7, TransTV, maupun MNC TV. Sejumlah pengamat televisi mengatakan, brand ANTV sangat abu-abu alias tidak jelas. Mau menyasar ke segmen hiburan, olahraga, atau berita? Serba nanggung. Jika ke hiburan, head to head-nya terlalu berat, karena sudah ada “raksasa” hiburan yang dikuasai oleh Trans7 maupun TransTV. Begitu masuk ke olahraga, saat ini RCTI sangat gencar memproduksi program-program olahraga, di antaranya live event sepakbola. Terakhir, sebagai televisi berita, tentu tidak mungkin dilakukan ANTV secara Bakrie Group sudah memiliki tvOne.
Sebelumnya, setelah membeli Lativi, Bakrie Group juga me-rebranding mantan televisi milik Abdul Latief itu menjadi tvOne. Jadi, rebranding sebetulnya pola lama yang dilakukan Bakrie Group. Rebranding juga menjadi sebuah strategi media yang cukup pas untuk mendorong posisi VIVA sebagai media yang lengkap, televisi dan website.
Mumpung ngomongi rebranding, di Amrik pun kabarnya Fox Channel International juga tengah me-rebranding berbagai kanal favorit. Pada 2012 lalu, Star Movies di-rebranding menjadi FOX Movies Premium. Belakangan saluran olahraganya berganti nama, dari ESPN menjadi Fox Sports. Ada yang mengatakan Star World akan di-rebranding menjadi Fox World.
Tak akan lama lagi, paling lambat Juni 2013, stasiun televisi yang sebelumnya menayangkan program-program anak, yakni Spacetoon akan di-rebranding. Stasiun televisi yang baru ini akan dipegang oleh mantan begawan televisi yang telah membesarkan TransTV dan Trans7. Ia tak lain adalah Wishnutama. Tama, begitu nama panggilan pria yang terakhir menjadi Direktur Utama Trans7 ini, masih merahasiakan nama televisi yang di-rebranding dari Spacetoon itu.
Back to soal pembelian ANTV, yang menjadi alasan kedua. Bahwa masih tanya tanya besar dan menjadi sesuatu yang mustahil, menjelang kampanye Presiden 2014 ini Bakrie Group menjual media. Serugi-ruginya sebuah media, at least Aburizal Bakrie (ARB) tetap mempertahankan ANTV. Padahal sejak berdiri sampai 2013 ini, ANTV dikabarkan belum pernah mengeruk keuntungan yang signifikan, kecuali break event point (BEP).
Mengingat Pemilu tinggal setahun lagi, jelas seluruh partai politik pemenang verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) membutuhkan ruang untuk berkampanye. Oleh karena itu, media yang mereka miliki jelas akan dimanfaatkan, salah satunya demi efisiensi dana kampanye. Ini yang sudah dilakukan oleh Surya Paloh dengan Partai Nasdem-nya yang telah melakukan kampanye via Metro TV.
Kompasianers, jika HT benar-benar membeli ANTV, jelas ini sebuah pelanggaran. Kenapa? Terjadi monopoli penguasaan media. Selain itu, iklan media di Indonesia semakin tidak sehat. Saya pribadi berharap kabar ini hanya isapan jempol. Kalau pun bukan HT, siapapun yang akan memiliki ANTV kelak, jumlah pemilik grup media akan makin sedikit.
Dicopy paste dari situs : Kompasiana
Pengamat media dan komunikasi Tomy Satryatomo menambahkan kabar pembelian Viva News ini, bahwa Bakrie Group setuju menjual Viva Group (tvOne, VivaNews, Viva SkyTV, dan ANTV) ke HT. Bahkan saat inisang calon pembeli sedang melakukan due diligence. Siapa sang calon pembeli yang dimaksud? Konon kabarnya: HT.
Jika transaksi ini berhasil, HT akan menguasai 5 stasiun TV nasional plus jaringan televisi daerah, yakni SunTV. Lalu mengusai 2 payTV platform, yaitu Indovision dan VivaSky.Sementara ia juga memiliki koran Sindo, jaringan radio, VivaNews online. Khusus VivaNews online, traffic situs ini telah mengalahkan kompas.com.
Kompasianers, teka-teki pembelian ANTV ini memang belum 100% layak dipercaya. Kenapa? Pertama, ada berita yang juga perlu diverifikasi, bahwa pada bulan Maret 2013 nanti, ANTV akan di-rebranding menjadi VIVATV. Mengapa ANTV rebranding? Sebetulnya wacana rebranding ini sudah terjadi puluhan tahun lalu.
Setelah berkali-kali gonta-ganti managemen puncak, plus rekruitment SDM muda dan kreatif dari berbagai televisi swasta, posisi ANTV tetap konsisten di posisi 6 atau 7 di antara RCTI, SCTV, Indosiar, Trans7, TransTV, maupun MNC TV. Sejumlah pengamat televisi mengatakan, brand ANTV sangat abu-abu alias tidak jelas. Mau menyasar ke segmen hiburan, olahraga, atau berita? Serba nanggung. Jika ke hiburan, head to head-nya terlalu berat, karena sudah ada “raksasa” hiburan yang dikuasai oleh Trans7 maupun TransTV. Begitu masuk ke olahraga, saat ini RCTI sangat gencar memproduksi program-program olahraga, di antaranya live event sepakbola. Terakhir, sebagai televisi berita, tentu tidak mungkin dilakukan ANTV secara Bakrie Group sudah memiliki tvOne.
Sebelumnya, setelah membeli Lativi, Bakrie Group juga me-rebranding mantan televisi milik Abdul Latief itu menjadi tvOne. Jadi, rebranding sebetulnya pola lama yang dilakukan Bakrie Group. Rebranding juga menjadi sebuah strategi media yang cukup pas untuk mendorong posisi VIVA sebagai media yang lengkap, televisi dan website.
Mumpung ngomongi rebranding, di Amrik pun kabarnya Fox Channel International juga tengah me-rebranding berbagai kanal favorit. Pada 2012 lalu, Star Movies di-rebranding menjadi FOX Movies Premium. Belakangan saluran olahraganya berganti nama, dari ESPN menjadi Fox Sports. Ada yang mengatakan Star World akan di-rebranding menjadi Fox World.
Tak akan lama lagi, paling lambat Juni 2013, stasiun televisi yang sebelumnya menayangkan program-program anak, yakni Spacetoon akan di-rebranding. Stasiun televisi yang baru ini akan dipegang oleh mantan begawan televisi yang telah membesarkan TransTV dan Trans7. Ia tak lain adalah Wishnutama. Tama, begitu nama panggilan pria yang terakhir menjadi Direktur Utama Trans7 ini, masih merahasiakan nama televisi yang di-rebranding dari Spacetoon itu.
Back to soal pembelian ANTV, yang menjadi alasan kedua. Bahwa masih tanya tanya besar dan menjadi sesuatu yang mustahil, menjelang kampanye Presiden 2014 ini Bakrie Group menjual media. Serugi-ruginya sebuah media, at least Aburizal Bakrie (ARB) tetap mempertahankan ANTV. Padahal sejak berdiri sampai 2013 ini, ANTV dikabarkan belum pernah mengeruk keuntungan yang signifikan, kecuali break event point (BEP).
Mengingat Pemilu tinggal setahun lagi, jelas seluruh partai politik pemenang verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) membutuhkan ruang untuk berkampanye. Oleh karena itu, media yang mereka miliki jelas akan dimanfaatkan, salah satunya demi efisiensi dana kampanye. Ini yang sudah dilakukan oleh Surya Paloh dengan Partai Nasdem-nya yang telah melakukan kampanye via Metro TV.
Kompasianers, jika HT benar-benar membeli ANTV, jelas ini sebuah pelanggaran. Kenapa? Terjadi monopoli penguasaan media. Selain itu, iklan media di Indonesia semakin tidak sehat. Saya pribadi berharap kabar ini hanya isapan jempol. Kalau pun bukan HT, siapapun yang akan memiliki ANTV kelak, jumlah pemilik grup media akan makin sedikit.
Dicopy paste dari situs : Kompasiana
