Kamis, 13 Desember 2012

Investasi Konvensional vs Investasi Modern

Dalam dunia yang sudah modern bahkan bisa dikatakan sudah mendunia (Globalisasi), semua pastinya ikut berubah. Sebagai contoh misalkan diera tahun 1950an-1980an apabila kita ingin mengetahui kabar dari saudara kita yang jauh, maka kita mengirimkan surat via pos atau telegram (biar lebih cepat), namun setelah infrastruktur jaringan telepon yang dilakukan oleh PERUMTEL (sebelum akhirnya diganti menjadi PT. TELKOM, Tbk) sekitar 1970an-1980an hampir setiap rumah pasti memiliki telepon. Disamping itu juga telepon umum sudah makin banyak. Di era 1990an akhir mulai kita diperkenalkan adanya telepon selular sehingga kita bisa menghubungi sanak keluarga atau saudara dimana kita berada (bahkan dari atas gunung sekalipun). Lalu sekitar tahun 2000-2002 disaat booming "DOT.COM" kita mulai mengenal internet sehingga Amerika yang dulu dianggap jauh sekarang makin terasa dekat.

Begitu pula halnya dengan Investasi. Sebelum mengenal lebih jauh soal Investasi marilah kita pahami dahulu apa itu "Investasi"? Investasi dalam teori ekonomi adalah pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang. Singkatnya Investasi ialah kita membeli suatu barang / benda (atau bisa juga menanamkan uang kita) dengan harapan barang atau benda tersebut bisa naik dari harga beli sehingga kita mendapatkan keuntungan/gain.

Investasi dibagi menjadi 2 kelompok :

  1. Investasi Konvensional, contoh : Emas Batangan (Gigi Emas), Perhiasan, Tanah & Rumah, Tabungan, Deposito (dulu pernah ada Sertifikat Deposito), Anak Gadis Perawan
  2. Investasi Modern, contoh : Reksadana, Saham, Sukuk, ORI (Obligasi Retail Indonesia), Forex, Asuransi & Franchise

Disini kita tidak akan membahas secara detail mengenai contoh-contoh dari Investasi tersebut. Tapi disini saya akan membahas mengenai kelebihan & kekurangan antara Investasi Konvensional dengan Investasi Modern


Kelebihan Inevstasi Konvesional :
  1. Untuk Emas & perhiasan kita tahu sejak zaman kerajaan Majapahit sampai sekarang emas tetap menjadi IDOLA terutama khususnya wanita (bahkan "Mas-mas" merekapun juga tetap disayang jika "NILAINYA" naik) karena nilai selalu naik.
  2. Untuk Tanah & Rumah sudah DIJAMIN harganya naik dari tahun ke tahun.
  3. Tabungan, Deposito serta beberapa produk Bank lainnya (kecuali kredit) sudah pasti menguntungkan meskipun hasil sedikit.
  4. Anak Gadis Perawan (apalagi cantik) sudah pasti "jaminan" bakal hidup "Gemah Ripah Loh Njinawi" jika mendapatkan "mantu" pengusaha kaya-raya, pejabat (spt : Bupati), pegawai BUMN, PNS
Kekurangan Investasi Konvensional :
  1. Emas atau perhiasan jika tidak ditaruh ditempat yang aman (dimasukkan dalam Safe Deposit Box) pasti digondol (dicuri) maling (apalagi "Mas-mas" jika tidak "dielus-elus" atau disayang bisa-bisa "menclok" (berpaling) ke hati yang lain).
  2. Tanah & Rumah jika kita tidak mencermati (salah beli) maka bisa jadi rumah/tanah yang kita beli malah sengketa atau kena "gusuran" proyek pemerintah (seperti : BKT, Jalan Tol, dll)
  3. Tabung, Deposito jika kita tidak memperhatikan (bahkan mencermati) Bank (dalam hal ini asal taruh saja uang di Bank) bisa-bisa Bank tersebut bermasalah bahkan dilikuidasi seperti tahun 1998
  4. Anak Gadis Perawan jika kita sebagai Orang Tua tidak mengenal secara detail "calon mantu" atau bahkan memberikan "kebebasan" maka bisa-bisa hamil diluar nikah atau dijadikan Istri muda bahkan jadi "Istri Sirih/Kontrakan"

Kelabihan Investasi Modern :
  1. Reksadana nilai aktiva akan terus naik (tergantung dari Manager Investasi & sekuritas) dari tahun ke tahun.
  2. Saham harganya pasti naik jika perusahaan tersebut memiliki Track Record bagus & bisa dipercaya (Good Corporate Government) sehingga kita juga bisa menikmati Deviden. Namun perlu dicatat HIGH RISK HIGH RETURN (kecuali jika kita ingin memegang saham tersebut dengan tempo lebih lama)
  3. Forex (Foreign Exchange) ialah jual beli mata uang asing, jika nilainya tinggi maka kita bisa mendapatkan keuntungan dari selisihnya. Namun perlu dicatat HIGH RISK HIGH RETURN.
  4. Sukuk ialah surat utang berharga milik negara yang masuk dalam kategori Syariah & ditujukan untuk investor retail dengan minimal Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000, umumnya kita akan mendapatkan yield (sejenis bunga/bagi hasil) yang diperoleh (disamping kenaikan "nilai" dari sukuk tersebut)
  5. ORI (Obligasi Retail Indonesia) ialah surat utang berharga milik negara dimana ditujukan untuk investor retail dengan minimal Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) dimana kita akan mendapatkan kupon setiap bulannya (seperti bunga deposito).
  6. Asuransi dimana disaat kita sedang mengalami keperluan mendesak (seperti sakit sehingga rawat inap) maka pihak Asuransi akan menanggung seluruh biaya dokter & pengobatan (mohon dibaca terlebih dahulu kalusul Asuransi sebelum tanda tangan). Ada juga Unit Link ialah sejenis Investasi seperti Reksadana dimana yang dikeluarkan oleh perusahaan Asuransi ataupun Bank (Bancassurance) & pengelolaan oleh manager Investasi dari pihak perusahaan Asuransi.
  7. Franchise atau Waralaba dimana kita bisa mengelola ataupun wiraswasta tanpa perlu "susah payah" membangun dari nol karena kita cukup membayar royalti & bahan baku (supply) dari si Pemilik Waralaba.
Kekurangan Investasi Modern :
  1. Reksadana bisa juga turun nilainya dikarenakan dana kelola ditempatkan dipasar modal (dalam hal ini saham) turun atau suku bunga BI Rate turun (untuk Reksadana pendapatan Tetap)
  2. Saham bisa juga turun jika "ada permainan BANDAR" ataupun perusahaan itu mengalami kerugian  (BANGKRUT) ataupun kerusuhan, bencana alam ataupun perusahaan tersebut terlibat "praktik-praktik" KKN. Disamping itu juga apabila kita tidak mengetahui TA & FA.
  3. Forex juga bisa mengalami kerugian  jika kita tidak mengetahui TA & FA.
  4. Sukuk & ORI bisa juga negara tidak mampu membayar hutangnya (apalagi bunga/kupon/yield) seperti dialami Yunani & hampir sebagian besar negara Uni Eropa. (Semoga Indonesia tidak terjebak dalam Lingkaran Setan Hutang)
  5. Asuransi bisa juga kita mengalami kerugian jika nila investasi turun (untuk Unit Link) atau bisa juga perusahaan Asuransi tersebut ditutup karena faktor permodalan atau karena indikasi kecurangan
  6. Franchise atau Waralaba bisa saja produk yang dijual tidak laku bahkan hanya sifatnya "booming" sementara (seperti : Pisang Goreng Pontianak) ataupun karena banyaknya "pesaing" ataupun management kurang benar.

Dari kelebihan & kekurangan antara Investasi Konvensional & Investasi Modern alangkah baiknya kita cermati & pahami secara mendalam apabila kita hendak berinvestasi. Disamping itupula juga Investasi harus sesuai dengan karakter pribadi kita, bukan karena ikut-ikutan teman, dipengaruhi sales, gengsi, ikut-ikutan trend, dll. 

Akhir kata saya ucapkan SELAMAT BERINVESTASI, SEMOGA HASILNYA MENDAPATKAN KEUNTUNGAN/PROFIT YANG BAROKAH DARI ALLAH, Swt. AMIN

1 komentar:

**** Kali Lima **** mengatakan...

Investasi sekarang memang banyak tipenya dan sekarang ini saya menggunakan investasi modern berupa investasi forex. menurut hemat saya, investasi apapun akan sangat bermanfaat sejauh kita bisa mengaplikasikan trading dengan benar dan sayapun sekarang memperoleh hasil yang optimal dalam trading yang saya lakukan di broker octafx dengan jumlah investasi yang minimal yaitu hanya dengan 5$